SEJARAH BERDIRINYA PESANTREN


Pondok Pesantren Bani Rancang
desa Lemahkembar Kec.Sumberasih Kab. Probolinggo
 Jatim,Yang sekarang di Asuh Oleh KH. Achmad Siddiq Tardho'a, Bermula dari nama 
Ponpes Tarbiyatul Ihsan.

Adapun cikal bakal berdirinya Ponpes Tarbiyatul  ihsan tersebut didirikan oleh salah satu dzurriyah Buyut Rancang yang bernama Kyai Alimuddin.

Pada tahun 50-an, Pesantren tersebut berkembang pesat, yang kala itu di asuh oleh Almarhum Al-Maghfurlah KH. Sihabuddin (kyai Dung Bahar) dan pada saat itu, asramanya para santri di sebelah barat Makam Buyut Rancang.

KH.Dung Bahar yang nama aslinya adalah Kyai Sihabuddin salah satu Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Sidogiri yang kealimannya cukup mashur, konon ceritanya, Laqob (julukan istilah madura) "DUNG BAHAR" dari salah satu Gurunya yang bernama: KH Mas Nawawi Sidogiri (alm) sebab kealimannya, beliau sering menjadi perumus dalam bidang Bahtsul masail sehingga beliau di panggil dung bahar.

Kyai Dung Bahar mempunyai enam putra yaitu sebagai berikut: 
1.Hasan
2.Abdul qodir
3.Sofyan
4.Sa'id
5.Su'ud
6.'Afifah.

Ketika beliau wafat, Putra kholifanya masih dalam menimba ilmu di Pesantren Sidogiri, sehingga pada saat itu terjadilah kemerosotan pesantren tersebut, dikarnakan tidak ada kholifah dari putra beliau yang menggantikan dan berdomisili di pesantren, Bahkan putra beliau, kesemuanya wafat dalam usia muda,  tinggallah putri kyai dung bahar yang bernama
Nyai Hj. 'Afifah.

Kemudian Nyai Hj. 'Afifah di ambil menantu oleh KH. Zaman Hudi, yang garis keturunannya sama-sama dari  Buyut Rancang yaitu KH. Subhan yang mashur di panggil kyai Somber.

Karna kyai somber putra tunggal dari KH Zaman Hudi, Maka dibawalah istrinya (Nyai.Hj afifah) kekediaman beliau yg berada di dusun kalisat desa Lemahkembar, Disinilah KH. Somber dan Nyai Hj. 'Afifah merintis kembali perjuangan abahnya (kyai dung bahar),  yang di awali dengan santri langgaran/santri mosengan, dan disisi lain, KH. Somber terkenal ke-tabibannya yang memang di warisi dari abahnya yaitu KH. Zaman Hudi, sehingga putra-putri tamu abahnya ada sebagian yang di mondokkan Kepada Kyai Somber, khususnya dari daerah Resongo Kuripan.

Kyai Somber punya saudara yang bernama "Nyai Habibah" (Umminya Kiai Nurul Huda dan Kiai Mas Salim). Beliau kyai somber dikaruniai dua orang putri yang bernama "Siti Khodijah" dan "Siti Fatimah"  keduanya wafat dalam usia sebelum baligh, tinggallah putra bungsunya  yaitu KH. Achmad Siddiq Tardho'a (pengasuh skrang PPBR) konon katanya, nama tersebut diberi oleh abahnya (KH Zaman Hudi) lewat  sebuah mimpi.

Memasuki usia baligh, KH. Achmad siddiq dimondokkan oleh abanya di pondok pesantren Zainul Hasan Genggong bersama saudara sepupunya, yaitu: Ky. Nurul huda dan Ky. Mas Salim.

Singkat cerita...

Suatu ketika Ky.Somber sepulang dari Menjenguk putranya di Pesantren, beliau mengalami kecelakaan, Sehingga beliau berpulang ke Rahmatullah seketika itu, Maka dengan terpaksa KH. Achmad siddiq dipamitkan dan  boyong dalam memimba ilmu oleh umminya, Yaitu Nyai,hj 'Afifah, guna untuk meneruskan perjuangan abahnya.
Dalam usia muda, KH.Achmad siddiq menjalin rumah tangga dengan "Neng Nur Kholifah" yang masih ada ikatan sepupu dengan beliau.

Dalam usia muda pula, KH.Achmad siddiq mengemban amanah santri dari abahnya, yang pada waktu itu kurang lebih ada 14 santri muqimin dan beberapa santri mosengan.

Seiring berjalannya waktu, beberapa tahun kemudian dengan barokahnya para guru beliau dari pondok pesantren Genggong dan barokahnya guru-guru kakek beliau PP Sidogiri, Juga barokahnya para kakek beliau MIN DZURRIYATI BUJUK RANCANG, Perjuangan KH.Achmad siddiq terus berkembang, Di mulailah kependidikan basis pesantren dari pendidikan Madrasah Diniyah (non formal) dan Madrasah Ibtidaiyah/MI (formal) yang di dampingi oleh embah  KH  Abd Aziz(alm),beliau masih ada ikatan keluarga

Dari tahun ketahun, santri yang berdomisili terus bertambah, sesuai dengan perkembanagn zaman, sebagai tuntutan dalam dunia pendidikan, maka beliau merintis madrasah tsanawiyah (MTs) pada tahun 1998 dan diberi nama sesuai nama pondoknya, Yaitu Tarbiyatul Ihsan.

Pada thun 2000, KH.Achmad siddiq mempunyai rencana untuk merobah nama pondok pesantren Tarbiyatul Ihsan, diganti dengan nama lain, dengan beberapa alasan.

Selang beberapa minggu kemudian, kepala sekolah MTs yang pda waktu itu adalah kyai Solehuddin dari desa menyono (muhibbin) , sowan kepada KH.Achmad siddiq untuk menceritakan mimpinya, bahwa Ky. Solehuddin  dalam mimpinya dirawuhi (di datangi) salah satu dari kakeknya KH. Achmad siddiq yang berpakaian serba putih, spontan KH. Achmad siddiq bercerita sama umminya (nyai hj afifah) tentang mimpinya Ky. Solehuddin, kemudian Nyai hj. Afifah menafsiri, bahwa dalam mimpi tersebut adalah Bujuk Rancang (KH. Kholil qursy),dari sinilah KH. Achmad siddiq tumbuh sebuah pemikiran, istilah nama Ponpes Tarbiyatul Ihsan Menjadi Ponpes Bani Rancang, dengan niat Tabarrukan (ngalap barokah) terhadap Bujuk Rancang.

Alhamdulillah dengan barokahnya Bujuk Rancang, Perjuangan KH. Ahmad siddiq semakin berkembang pesat sampai saat ini.

 Tingkat pendidikan di bawah naungan Ponpes Bani Rancang, mulai dari Pendidikan NON FORMAL diantaranya, Madrasah diniyah dan madrasah Tsanawiyah Salafiayah dan Pendidikan FORMAL mulai dari tingkat RA, MI, MTs, SMP, MA, SMK dan SMA mulai berkembang pesat,sejak di rubahnya istilah Pondok Pasantren Tarbiyatul  Ihsan menjadi Pondok Pesantren Bani Rancang.

Komentar

  1. Semoga seluruh trah keturunan Mbah Rancang (Sayyid Kholil Qursyidi) senantiasa dalam Lindungan Allah SWT, Aminn....

    Salam Hangat dari saya Bani Ky. Abdus Syakur (jember)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SILSILAH KELUARGA PESANTREN